Labuhanbatuposnews.com - Mungkin bagi anda me"ronap" adalah kata yang jarang diketahui, Namun bagi Ibu-Ibu ini ronap adalah kata bagi padi yang dicabut dari tempat pembibitan lalu diserak untuk ditanam kembali.
Salah satu desa yang masih mempertahankan budaya bertani padi yaitu Sei Penggantungan, sebuah desa di kecamatan Panai Hilir kabupaten Labuhan Batu.
Menurut keterangan dari para ibu. Pertama sekali bibit padi yang sudah dipilih direndam lalu disamai disuatu tempat dengan membentuk lubang-lubang sebesar kepalan tangan.
Kedua, padi yang sudah tumbuh dicabut kembali lalu diserakkan ke beberapa tempat yang agak berarir dan pembagiannya setiap cabutan dari satu lubang pembibitan bisa ditanam kembali menjadi 2-3 lubang ronap.
Ketiga, setelah lebih kurang sebulan bertumbuh ronap dicabut kembali lalu ditanam keseluruh sawah yang sudah disiapkan dengan pembagian 2-3 pohon padi, dan penanaman ini dilakukan menggunakan alat yang disebut kuku kambing.
Keempat, atau yang terakhir adalah menunggu panen, berkisar 3-4 bulan kemudian namun tetap dirawat dari serangan hama dan juga rumput liar.
Jika diperhatikan, cara ini begitu rumit dan dapat dikatakan masih tradisional walaupun beberapa tahap sudah dibantu alat.
Apalagi katanya mereka terpaksa melakukan cara tersebut karena memang tidak ada penyuluhan untuk lebih baik. Panen yang dihasilkan pun hanya 1 kali dalam 1 tahun.
Editor : PL